Enrekang,- Mantan Napi Teroris yang juga duta besar ISIS Asia Tenggara jadi pembicara dialog radikalisme yang berlangsung di Aula Kantor Camat Malua Kel. Malua Kec. Malua telah dilakukan Sosialisasi Peran Polres Enrekang , Rabu 26/04/2023 bersama Pemerintah Kec. Malua dan Tomas dalam rangka Deradikalisasi guna #menangkal faham intoleransi, Radikalisme dan Terorisme di Kabupaten Enrekang#
Kegiatan tersebut merupakan Inisiasi dari Satuan Intelkam Polres Enrekang berdasarkan petunjuk dan arahan dari Kasat IK Polres Enrekang Iptu Lukman HI. Husen S. Sos
Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya Camat Malua Harianto S. Pt, Kapolsek Malua AKP Zainal Massing, Mantan Napiter Lk. SURYADI MAS’UD ( Selaku pembicara ), Lurah Malua Muh. Rum, SH, Para Kepala Desa Se Kec. Malua
dan Tomas dan Toga Kec. Malua.
Camat Malua Lk. Harianto S. Pt. dalam sambutanya mengatakan ungkapan terimakasih kepada Sat. Intelkam Polres Enrekang yang menginisiasi terselenggaranya kegiatan tersebut, terhusus kepada Ustad Suryadi Mas’ud yang telah meluangkan waktunya untuk hadir disini.
” Memang kegiatan seperti ini perlu kita adakan untuk menangkal faham Radikalisme Terorisme khususnya di Kec. Malua,Kita akan dengarkan pemaparan dari Ustadz tentang bahaya Radikalisme dan harapan saya kita semua yang hadir disini menyampaikan ke keluarga kita untuk tidak bergabung dengan kelompok tersebut” Ungkapnya
Kapolsek Malua AKP Zainal juga memberikan apresiasi dan Ucapan terimakasih kepada semua pihak atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
” Keamanan dan ketertiban masyarakat bukan hanya tugas kepolisian namun merupakan tanggung jawab kita bersama, Harapan saya agar kita semua berperan aktif untuk menjaga kemanan di Kec. Malua”
Suryadi Mas’ud yang juga hadir memberikan materi dalam kegiatan tesebut mengatakan bahwa Kedatangan di Malua untuk bersiarah kemakam orang tua kami sekaligus bersilaturahmi dengan keluarga yang ada di Malua.
” Ucapan terimakasih kepada pihak Kepolisian khususnya Intelkam Polres Enrekang dan semua pihak atas terselenggaranya kegiatan tersebut, saya sangat mendukung apabila diadakan program deradikalisasi seperti ini”
Beliau menceritakan awal mulanya bergabung dengan kelompok radikal berawal dari RPII ( Republik Persatuan Islam Indonesia) kemudian bergabung dengan NII, selanjutnya bergabung ke JAD.
” Saya dan keluarga berangkat ke Filipina untuk berperang disana dan ada 9 ( sembilan) orang teman saya ada Duri Kompleks yang meninggal dalam perang tersebut.l, Saya juga terlibat dalam BOM Sarinah dimana saya membeli bahan peledak dan senjata sekitar 100 ( seratus) pucuk, Bahwa kelompok Terorisme tidak mengakui Pancasila dan UUD sebagai dasar negara karena itu aturan buatan Manusia”
Eks Napiter ini terang terangan di hpada masyarakat mengatakan bahwa kelompok Terorisme menganggap Negara Indonesia itu Thought karena berdasar pada aturan buatan Manusia dan menganggap Kepolisian sebagai Ansor Thought sehingga kelompok terorisme memerangi kepolisian dan Tni
” Di Indonesia ada 2 jenis Terorisme dan cirinya sama yakni mengkafirkan Indonesia dan orang yang terlibat didalamnya yakni ISIS, Banyak orang termasuk Polri dan TNI yang terlibat Terorisme karena terpapar melalui media sosial, Kelompok Radika melakukan propaganda di media sosial untuk mencari simpatisan dan itu susah untuk dibendung karena semua orang dapat mengakses nya”
Ciri orang terpapar Radikalisme, Tidak mau jawab salam kita, Tidak mau sholat di berjamaah di mesjid dengan jamaah lain, Tidak mau makan ayam sembelihan orang lain, dengan anggapan sembelihan orang kafir, Golpul pada pilkada, Tidak mau mengibarkan bendera merah putih di depan rumahnya
Diketahui Suryadi Mas’ud yang merupakan mantan Duta besar ISIS Asia Tenggara dan pelaku utama Bom Makassar 5 Desember 2002 serta pelaku utama bom sarinah Jakarta 2016 yang berasal dari Kec. Malua Kab. Enrekang baru bebas dari Lapas di Semarang bulan februari 2023 yang lalu, kini dirinya menjadi pihak terdepan menyuarakan penolakan paham radikalisme dan Terorisme di Sulsel dan Indonesia pada umumnya