MAKASSAR,- Persaingan Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI daerah pemilihan (Dapil) sulsel bakal berlangsung ketat. Para petahana dikelilingi para penantang baru yang yang tidak ringan dan didukung dengan kekuatan materi yang juga tidak bisa diremehkan.
Para pendatang baru tersebut datang dari unsur Tokoh Pemuda , mantan politisi, petinggi partai di sulsel dan juga mantan rektor, selain itu juga tokoh masyarakat yang berpotensi menggeser para petahana.
Adapun nama nama Calon di antaranya Kandidat Petahana yang telah selesai mengembalikan berkas diantaranya : Tamsil Linrung, Lily Amelia Salurapa, Andi Muhammad Ikhsan, Pendatang baru yang ikut mendaftar diantaranya Al Hidayat Syamsu, Musa Salusu,Andi Maradang Mackulau,Andi Abd Waris Halid,Elli Oscar
,Chairil Anwar,Abdul Rahman,Andi Hatta Marakarma, Andi Muh Yagkin Padjalangi,Muhammad NasyitUmar,Harmansyah, Prof. Dr. Idrus Andi Paturusi, Siti Diza Rasyid,A.M. Yusran Paris dan Andi Baso Ryadi Mappasulle
Pengamat Politik Asratillah sebut Ada tiga hal penting yang mesti dimiliki oleh calon anggota DPD RI. Yang pertama adalah ketokohan, kedua adalah jejaring tim dan ketiga adalah strategi serta konten komunikasi politik.
Untuk variabel ketokohan, dari beberapa riset yang kami lakukan, rekam jejak, jam terbang dalam berpolitik, dan kontribusi ke masyarakat menjadi tolak ukur yang sering menjadi soal bagi pendatang baru, apalagi jika belum pernah terlibat dalam kontestasi politik adalah citra diri sebagai tokoh Sulsel yang belum kokoh terbangun.
Citra diri yang masih rapuh tentu akan menyulitkan pendatang baru untuk merebut simpati dari pemilih, apatah lagi sebagian besar pendatang diri membranding diri nanti setelah mendaftarkan diri, sehingga citra diri yang terbangun tidak orisinil alias artifisial.
Kedua, tentang jejaring politik, ini berkaitan dengan basis organisasi atau basis massa yang sudah terpelihara sebelumnya. Cuman yang menjadi pertanyaan apakah basis massa/organisasi solid memberikan dukungan keoada calon DPD terutama yang masuk kategori pendatang. Misalnya Al-Hidayat Syamsu yang cukup kencang dalam mensosialisasikan diri, apakah latar belakangnya sebagai politisi PDIP secara otomatis menguntungkan dia secara elektoral sebagai calon DPD ? Karena ada logika elektoral yang berbeda antara pileg dan pemilihan anggota DPD.
Pertanyaan ini juga berlaku bagi calon2 lain yang berlatar belakang politisi Parpol seperti Harmansyah dan Hatta Markarmah.
Untuk kandidat berlatar belakang Ormas seperti Elly Oscar, yang jadi pertanyaan mendasar apakah jejaring Pemuda Muhammadiyah cukup untuk membuatnya terpilih ? Apakah jejaring di internal Muhammadiyah sdh solid ke Elly ? Mengingat adanya kandidat lain yang juga berlatar belakag kuat sebagai kader Muhammadiyah dan pernah menjabat sebagai Anggota DPD RI selama 1 periode, yakni Andi Iqbal Parewangi.
Dari pengalaman-pengalaman sebelumnya kader Muhammadiyah seringkali gagal duduk sebagai anggota DPD-RI jika ada dua kader yang maju.
Untuk variabel ketiga, saya melihat belum ada pendatang baru yang membicarakan isu-isu strategis sekaitan pembangunan di Sulawesi Selatan. Visi mereka juga belum terlihat oleh publik. Padahal artikulasi visi politik yang jelas akan membuat daya tarik elektoral kandidat akan semakin kuat.