Oleh: *DR. H. Abdul Wahid, M.A.*
(Akademisi dan Muballigh Makassar)
Setiap tanggal 1 Juni bangsa Indonesia secara periodik memperingatinya sebagai hari lahirnya pancasila. Konteks ini menunjukkan betapa pentingnya bangsa Indonesia terutama kalangan generasi muda untuk tidak boleh melupakan sejarah bangsanya di masa silam, karena dengan mengingat dan mendalami setiap tapak sejarah berdirinya republik ini akan mendorong setiap anak bangsa untuk mensyukuri dan merawat semangat persatuan dan toleransi sesama anak bangsa.
Lahirnya pancasila dapat dikatakan sebagai hadiah terbesar dari para pendiri republik ini di masa lalu, diawali diskusi intensif dintara para tokoh bangsa kala itu baik dari kalangan nasionalis maupun agamis seperti Bung Karno, Hatta bersatu padu di dalam forum diskusi yang dinamakan panitia sembilan bersama para tokoh agama Mr. A. Maramis, dan para ulama seperti KH. Agus Salim, KH. Wahid Hasjim, Kahar Moezakir dan lain-lain, semua ini mereka lakukan demi menghasilkan sebuah kesepakatan yang dapat mempersatukan seluruh rakyat Indonesia demi terwujudnya stabilitas nasional.
Menariknya posisi pancasila sangat strategis dan termasuk dianggap salah satu mukjizat yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia, karena dengan pancasila kemudian mampu mempersatukan keragaman bangsa Indonesia. Di dalam pancasila terdapat prinsip-prinsip ketuhanan, dilandasi dengan nilai-nilai kemanusiaan, semangat persatuan dan musyawarah demi menuju cita-cita ideal yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari itulah kita sebagai bangsa sudah sejatinya dalam setiap posisi dan kondisi kita sebagai anak bangsa harus berupaya berpegang pada nilai-nilai pancasila termasuk di dalam menjalankan proses dan menyongsong pemilu 2024 mendatang.
*_Jika selama ini ada sebuah pandangan yang menyatakan “politik identitas tidak boleh ada di tanah air”, maka pandangan ini tidak seutuhnya benar, sebab “identitas” kita sebagai bangsa telah diatur dan diakomodir dalam pancasila._*
Politik identitas yang dikehendaki oleh pancasila yakni sebuah potret dan pengamalan politik yang di dalamnya tetap menjaga nilai-nilai agama yang diyakini oleh masing-masing warga negara, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian (moral dan etika), menjaga persatuan, mengedepankan musyawarah demi terwujudnya tujuan bersama yakni “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.
Dalam perspektif Islam keberadaan pancasila sudah final (selesai), karena nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila telah sejalan dengan prinsip-prinsip Islam, seperti prinsip ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah dan keadilan. Dilihat dari perspektif al-Qur’an keberadaan pancasila paling tidak sejalan dengan pesan moral dari salah satu ayat alquran berikut, “Wahai manusia, sungguh Kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, menjadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kalian saling kenal mengenal…(QS. al-Hujurat:13).
Oleh karena itu, peringatan 1 Juni 2023 yang dilakukan oleh bangsa Indonesia kali ini diharapkan tidak hanya sebatas ritual dan seremoni belaka, namun lebih dari itu agar setiap anak bangsa menyadari dan memahami betul substansi dari setiap sila pada pancasila sehingga akan terciptalah sebuah hubungan yang harmoni diantara anak bangsa, walau terdapat perbedaan pilihan politik pada pemilu 2024 mendatang.
Di sisi lain yang tidak kalah pentingnya adalah sebagai efek dari pemahaman dan pengamalan yang benar dari pancasila, maka akan meningkatkan semangat semua komponen bangsa untuk terus menjalin kerjasama dan sinergi dengan jajaran TNI dan Polri dalam menjaga stabilitas dan kamtibmas di tanah air khususnya di wilayah Sulawesi Selatan.(*)