Berita  

Safari Ramadan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Pare-Pare (10, Selesai)

Pare-Pare,- Safari Ramadhan PD Muhammadiyah (PDM) Parepare, malam ke-20 tak terasa sudah berakhir. Safari penutup di Masjid Ta’Mirul Ummah, Jalan Padat Karya, Lapadde, lokasinya di sebelah barat perumahan Lapadde Mas. Masjid ini bukan amal usaha Muhammadiyah, Pengurus dan jamaah Masjid Ta’mirul Ummah meminta dijadikan sebagai Masjid binaan Muhammadiyah.

Akses menuju ke Masjid ini bisa melalui jalan poros Km 4 Parepare-Sidrap, belok di samping Kantor Lurah Lapadde, lurus ke selatan sampai ketemu perapatan, itulah Jalan Padat Karya. Bisa juga melalui perumahan Lapadde Mas, blok paling ujung di sebelah barat. Semua jalur menuju Masjid ini jika menggunakan kendaraan mobil, maka harus dilanjutkan berjalan kaki memasuki gang yang hanya bisa dilalui motor. Mobil di parkir di Jalan Padat Karya bagi yang melewati jalan poros Km 4.

Nama Masjid Ta’Mirul Ummah dan alamatnya, sebagian tim safari Ramadhan PDM belum terlalu familiar bahkan mungkin ada dikalangan pimpinan Muhammadiyah dan ortom di semua tingkatan (daerah, cabang dan ranting) serta pengelola amal usaha Muhammadiyah yang tidak tahu alamatnya, kecuali para Muballig Muhammadiyah karena mereka bertugas sebagai khotib jumat. Maklum Masjid ini baru sekitar 2 tahun resmi menjadi Masjid binaan Muhammadiyah.

Perjalanan tadi malam menuju Masjid ini, cukup menyita waktu. Setelah tim safari tiba di Jalan Padat Karya, Masjid ini tidak kelihatan karena berada di dalam gang. Mau bertanya ke warga sekitar, keadaan sudah sepi, mereka sudah pergi ke Masjid sholat isya, menelepon ke tim lain yang sudah tiba duluan di Masjid, tidak ada jawaban karena waktu sholat isya sudah dimulai. Beruntung Pak Rusdi Asli, kepsek SMK Muhammadiyah datang menyusul memberi kode jalan masuk gang menuju Masjid.

Peserta tim safari yang kesasar itu akhirnya tiba di Masjid Ta’mirul Ummah, persis pada saat jamaah sholat isya sudah duduk tahayyat akhir. Mereka pun menyusul membentuk jamaah sholat isya setelah imam memberi salam. Namun sampai pada rakaat ketiga, protokol belum juga memulai acara, tidak ada suara salam pembuka di mimbar. Salam pembuka protokol nanti terdengar setelah imam sholat isya “jilid 2” memberi salam. Rupanya beliau menunggu berakhirnya sholat dari jamaah yang kesasar.

Salah satu jamaah tetap di Masjid Ta’mirul Ummah yang hadir tadi malam, yakni Pak Dr. Sumadin, sekretaris Majelis Tablig PDM. Beliau mengulurkan tangan berjabak tangan kepada tim safari disertai dengan senyum khasnya. Setelah itu barulah protokol naik ke mimbar memberi salam dan menyambut baik kedatangan tim safari PDM. Beliau menyampaikan atas nama pengurus dan jamaah Masjid mengucapkan terima kasih atas kunjungan ini. Kata beliau, ini memberi semangat bagi pengurus Masjid.

Meski Masjid ini berada di dalam gang yang hanya bisa dilalui motor namun penampilannya tidak kalah dengan Masjid lain yang berada di pinggir jalan. Interior Masjid ini sudah lebih dari cukup. Ada 1 unit AC di depan imam, 3 unit di dinding sebelah kanan dan 2 unit AC dinding sebelah kiri. Warna dinding Masjid ini seluruhnya berwarna putih tulang, sedangkan tiangnya diberi warna kuning keemasan. Plafonnya terbuat dari shunda plafon PVC dan cahaya lampunya terang benderang.

Pembangunan Masjid ini menurut keterangan ustadz Sumadin, dimulai tahun 2019, ditempati sholat berjamaah tahun 2022. Tanah Masjid ini berasal dari tanah wakaq dengan luas tanah 6 X 10 meter. Rencana panitia Pembangunan Masjid, masih akan melanjutkan menyelesaikan lantai 2 agar plafon Masjid tidak terkena rembesan air dari plat beton di atasnya. Pantas suara azan isya tidak kedengaran ketika sebagian tim safari masih bingung mencari lokasi Masjid ini karena belum ada kubahnya.

Seperti pada malam sebelumnya, Kyai Mahsyar Idris digantikan oleh Pak Dr. Raya Mansi, sekretaris umum PDM Parepare. Semoga beliau selalu dalam keadaan sehat. Judul ceramah yaitu “Ukhuwah”. Pak Raya memberi pengantar bahwa ukhuwah itu merupakan kekuatan persaudaraan bagi seluruh ummat Islam. Ukhuwah ini harus kita bangun agar ummat ini bisa kuat rasa persaudaraannya. Sesungguhnya orang beriman atau mukmin itu bersaudara (QS Al-Hujurat : 10).

Ayat tersebut lengkapnya berbunyi “ Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah kedua saudaramu (yang bertikai) dan bertaqwalah kepada Allah agar kamu dirahmati”. Banyak faktor penyebab terjadinya konflik atau pertikaian itu, salah satunya karena salah satu pihak memfitnah pihak lain. Dalam kondisi seperti ini ayat ini memerintahkan kepada orang beriman agar ada pihak yang mengambil posisi sebagai juru damai antara para pihak yang sedang bertikai.

Perintah kedua dari ayat ini adalah Allah meminta kepada orang beriman yang sudah berdamai itu pasca terjadinya pertikaian segera naik kelas menjadi orang bertaqwa. Pak Raya Mansi menjelaskan bahwa untuk mencapai derajat orang bertaqwa itu, maka pihak yang difitnah harus melupakan konten fitnah itu dan memberi maaf kepada orang yang menfitnahnya serta berbuat baik kepada yang menfitnahnya. Mengapa demikian?. Karena para pihak yang bertikai sesungguhnya adalah bersaudara.

Orang yang difitnah jika berhasil naik kelas menjadi orang bertaqwa, maka orang itu akan mendapat insentif dari Allah menjadi orang yang dirahmati. Namun tantangannya belum semua orang yang mengaku beriman dengan sangat mudah melupakan, memaafkan dan berbuat baik (ikhsan) kepada orang yang dinilainya telah memfitnahnya. Justru sebaliknya yang banyak terjadi si korban fitnah menaruh marah kepada orang yang telah memfitnahnya atau kepada pelaku fitnah.

Persaudaraan sebagai sama-sama orang beriman digambarkan dengan sangat indah oleh Rasulullah, sebagaimana sabda beliau “ Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya)”. (HR. Bukhari dan Muslim).

Pak Raya Mansi juga menjelaskan bahwa momentum sebulan penuh berpuasa di bulan Ramadhan ini, harus diupayakan untuk memperbanyak beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bersamaan dengan itu harus pula mengupayakan membangun ukhuwah kepada sesama muslim sebagai saudara yang digambarkan oleh hadits nabi. Jika ada saudara seiman yang ditimpa masalah, maka orang beriman lainnya ikut merasakan masalah itu, dengan memberikan alternatif solusi terbaik.

Semoga momentum Ramadhan ini akan terwujud suatu ikatan ukhuwah yang kuat. Suatu hubungan persaudaraan yang diikat oleh aqidah yang sama, sama-sama beriman kepada Allah. Allah akan memberi insentif Ramadhan jika syarat dan ketentuannya dilaksanakan yaitu kuat beribadah secara vertikal dan secara horizontal mudah melupakan, memaafkan serta mudah berbuat baik (ikhsan) kepada orang lain yang telah berbuat buruk kepada kita. Kita akan menjadi orang bertaqwa (QS 2 : 183).

Parepare, 30 Maret 2024.