MAKASSAR,- 3 pasang capres tlah ditetapkan oleh KPU, Prabowo – Gibran, Anis – Muhaimin, dan Ganjar – Mahfud.
Pilpres kali ini tak semua membuat kepala daerah sejalan dengan hati nurani dan kepentingan politiknya.
Hal ini mendapatkan tanggapan dari
CEO PT Duta Politika Indonesia Dedi Alamsyah Mannaroi.
Dedi mengatakan kegamangan pastinya dirasakan oleh sebagian kepala daerah dan itu wajar saja.
Salah 1 yang gamang ialah Walikota Makassar yang juga kader PDIP Danny Pomanto.
“Saya mencoba prediksi bahwa DP tengah gamang, karena pilihan dia keluar dari NasDem dan pindah ke PDIP untuk dapat lebih dekat dengan kekuasaan yang saat itu momen Jokowi dengan PDIP masih mesra – mesranya. Terbukti pula DP juga masih menjabat sebagai Pembina Projo di sulsel. Dan sampai sekarang belum ada kejelasan apakah sudah mundur atau belum.Sebagai individu, itu kita tidak ada yang tahu. Negara juga sudah mengatur kebebasan memilih”.Ujar Dedi.
Lantas kemana arah dukungan DP di pilpres ?
“DP itu salah salah seorang kepala daerah yang punya karakter acuh, cuek, egois tidak memperdulikan pendapat orang lain terhadap apa yang dia putuskan. Kecendrungan dia untuk dukung Prabowo – Gibran yang sangat kuat, mengingat Jokowi masih presiden dan di zamannya pilpres berlangsung. Apalagi ada anaknya Gibran berpasangan dengan Prabowo. Selain ingin dekat dengan kekuasaan, DP juga mencoba untuk mengamankan dirinya agar tetap nyaman dari semua kasus hukum yang di dugakan kepada dirinya.
Apakah DP akan pindah partai ?
Untuk kearah itu saya ga melihatnya karena terlalu banyak orang yang bakal dia hadapi. Bicara pilpres yah bicara parpol koalisi. Saya hanya menyatakan DP kecendrungannya pindah dukungan.
Soal balas budi dimata DP saya pikir semuanya pernah tahu kan gimana dia dengan pak IAS. Setiap perilaku seseorang kan bisa kita justifikasi dengan “yurisprudensi” kelakuan. Pernah tidaknya dia melakukan hal yang kita persangkakan.