Berita  

Polemik Pengangkatan Mantan Manajer yang Dipecat Menjadi Direktur di PT Sulsel Citra Indonesia

MAKASSAR – Polemik mewarnai pengangkatan Dr. Aerin Nizar sebagai Direktur Pengembangan PT Sulsel Citra Indonesia (SCI), perusahaan perseroan daerah (Perseroda) milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. Aerin, yang sebelumnya menjabat sebagai manajer di PT SCI, dipecat pada tahun 2023 karena dinilai tidak mampu mengemban tugas dan kinerjanya yang buruk selama dua tahun.

Tokoh Pemuda Sulsel, A Hasanuddin, mengungkapkan bahwa Aerin dipecat oleh Direktur Umum PT SCI, Bapak Mohammad Taufik, karena “selama dua tahun menjabat sebagai manajer, tidak satupun pekerjaannya yang berhasil”. A Hasanuddin mempertanyakan keputusan Pj Gubernur Bachtiar yang mengangkat Aerin sebagai direktur, “Sangat aneh, orang yang gagal dan tidak memiliki kemampuan justru diberi tanggung jawab sebagai direksi. Bagaimana perusahaan bisa maju dan berkembang?” tanyanya.

Direktur Umum PT SCI pada masa 2021-2023, Bapak Mohammad Taufiq, membenarkan bahwa Aerin dipecat karena “semua pekerjaan yang diamanahkan kepadanya gagal total. Ia diberhentikan karena dianggap tidak cakap dan tidak mampu mengemban amanah yang menjadi tanggung jawabnya.”

A Hasanuddin mendesak Pj Gubernur Prof. Zudan untuk segera melakukan RUPS LB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa) dan menempatkan orang-orang yang profesional untuk mengelola PT Sulsel Citra Indonesia. Ia juga meminta agar DPRD Provinsi Sulsel tidak diam dan tidak menutup mata terhadap situasi ini. “Jangan biarkan PERSERODA Sulsel terpuruk karena dikelola oleh orang-orang yang tidak paham dengan bisnis. Potensi yang dimiliki PERSERODA sangat besar dan asetnya juga sangat banyak,” tegasnya.

A Hasanuddin menekankan pentingnya peran DPRD Sulsel sebagai lembaga legislatif dalam melakukan pengawasan dan kontrol terhadap jalannya pemerintahan, termasuk kinerja BUMD seperti PT SCI. “DPRD SULSEL harus mampu menjalankan fungsinya dengan baik dan segera melakukan evaluasi terhadap jajaran direksi PT SCI Perseroda Sulsel,” pungkasnya.

history lab unhas